Rabu, 29 Desember 2010

TEMPRINA RADAR MALANGSejarah Singkat Berdirinya PT Temprina Media Grafika yang beralamat di Jl. Karah Agung No. 45, Surabaya tidak bisa dilepaskan dari PT Jawa Pos. Perkembangan PT Jawa Pos yang pesat perlu didukung oleh layanan percetakan yang harus mampu mendukung aspek mutu atau kualitas, ketepatan waktu, dan jumlah sesuai yang diminta. Untuk itu bagian percetakan yang awal mulanya merupakan bagian dari departemen produksi PT Jawa Pos kemudian dipisahkan menjadi perusahaan berbadan hukum sendiri dengan Akta Pendirian Perusahaan tertanggal 29 Nopember 1996. Pertimbangan lain adalah : Surat kabar Jawa Pos oplahnya semakin bertambah sehingga membutuhkan tambahan mesin-mesin cetak. Untuk mengoptimalkan kapasitas produksi selain untuk mencetak koran Jawa Pos maka mesin-mesin tersebut juga dipergunakan untuk mencetak media cetak selain koran Jawa Pos. Diperlukan tempat yang lebih luas, representatif dan strategis untuk memperluas jangkauan layanan dan perkembangan variasi produk-produk media cetak. Mengintegrasikan layanan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) yang dimulai tahun 1996. Pengembangannya kemudian diperluas lagi yaitu pada tahun 1997 ke Solo, 1998 ke Bekasi, 1999 ke Banyuwangi, 2000 ke Nganjuk, 2001 ke Bali, 2002 ke Cengkareng, 2003 ke Semarang, dan 2005 ke Jember. Pengembangan pasar komersial di luar cetakan reguler untuk mengurangi idle capacity dari mesin-mesin cetak koran yang rata-rata hanya terpakai 35% dari kapasitas optimal. Selain itu ditujukan juga untuk membuka peluang pengembangan bisnis baru. Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen perusahaan dengan upaya perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan sistem informasi terintegrasi berbasis ERP System. Sejak tahun 2002 Temprina mulai memantapkan diri sebagai salah satu perusahaan percetakan media cetak terbesar di Indonesia. Bidang kegiatan utama Temprina adalah percetakan dalam bidang Web Rotary Offset Printing, Sheetfed Printing dan finishing yang menghasilkan produk koran, tabloid, majalah, buku dan produk media cetak lainnya. Seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas produk dan layanan yang prima maka Temprina telah menggunakan teknologi grafika terkini seperti yang terdapat pada mesin-mesin cetak yang berteknologi tinggi serta mesin-mesin pendukung proses produksi seperti Computer To Plate (CTP). Selain itu Temprina juga didukung oleh teknologi Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) yang sudah menjangkau di hampir seluruh kota-kota besar Indonesia. Di samping mesin dan teknologi, Temprina juga didukung oleh SDM unggul dan berkualitas yang tersebar di wilayah Jawa-Bali meliputi Surabaya, Malang, Bekasi, Cengkareng, Surakarta, Semarang, Nganjuk, Jember, dan Denpasar. Keunggulan Temprina yang lain adalah adanya dukungan pasokan kertas dari pabrik kertas PT Adiprima Suraprinta (Jawa Pos Group) untuk menjaga kontinuitas ketersediaan bahan baku utama percetakan serta dukungan suplai energi listrik dari PT Prima Elektrik Power (Jawa Pos Group) untuk kelancaran operasional sehari-hari dan kelancaran proses produksi di Temprina. Pengalaman kami semenjak tahun 1996 dalam bidang jasa cetak selalu didukung oleh sumber daya manusia yang handal lulusan berbagai universitas maupun sekolah grafika terkemuka di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya ada yang mengikuti berbagai short course di luar negeri. Dengan adanya sinergi sumber daya manusia yang handal, serta mesin-mesin berteknologi tinggi dan sistem manajemen mutu, memastikan produk jasa kami selalu berkualitas tinggi, cepat, tepat, dan kompetitif. Lomba Cetak Warna Nasional (LCWN) adalah program kerjasama antara Pusat Grafika Indonesia (PUSGRAFIN) dan FGD Expo2007 di mana di tahun 2007 ini LCWN diikuti oleh 17 peserta dari berbagai daerah dan dari 17 peserta tersebut telah dipilih 6 pemenang untuk dua kategori yakni : Cetak Offset Lithography di atas kertas Matt Paper dan Kertas Koran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas cetak mejadi lebih baik. Dalam lomba ini PT Temprina Media Grafika menjadi pemenang kedua untuk kategori Cetak Offset Lithography di atas Kertas Koran. Ke depan diharapkan PT Temprina Media Grafika tidak hanya menjadi pemenang kedua namun menjadi pemenang pertama seiring dengan peningkatan kualitas cetak. Visi : Menjadi Jejaring Percetakan Media Terbesar di Indonesia. Misi : Memberikan Layanan Cetak Media dan Komersial dengan Konsep “ One Stop Services “ Mensinergikan Optimasi SDM, Teknologi dan Sistem Memberikan Layanan terbaik dalam standar ketepatan Waktu, Mutu, dan Jumlah Keberadaan PT. Temprina Media Grafika tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya surat kabar Jawa Pos. Surat kabar Jawa Pos dirintis oleh The Chung Sen (Soeseno Tedjo) seorang warga negara Indonesia kelahiran Batam. Soeseno Tedjo membina relasi dengan perusahaan surat kabar untuk kelancaran iklan filmnya. Pada saat itu di Surabaya hanya ada beberapa penerbitan pers yaitu Perwata Surabaya, Terompet Masyarakat dan Perdamaian. Perwata Surabaya adalah satu-satunya surat kabar yang mampu bersaing dengan perusahaan penerbitan di Jakarta seperti Sin Po dan Ken Po. Keuntungan yang dicapai oleh surat kabar Sin Po dan Ken Po membuat Soeseno Tedjo tertarik untuk memiliki surat kabar sendiri. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1949 Soeseno Tedjo mendirikan PT. Perusahaan Penerbitan dan Percetakan Djava Post Concern Limited, penerbit surat kabar Java Post. Dalam perjalanan waktu bentuk dan nama Java Post berubah menjadi Java Post (1952), JAVA POST (1955), Djawa Post (1958), Djawa Pos (1982), Jawa Pos (1989). Jawa Pos merupakan harian pagi tertua yang mampu bertahan hingga saat ini. Dengan usahanya, Soeseno Tedjo berhasil mengangkat nama Jawa Pos sehingga pada tahun 1950-an Jawa Pos mampu menambah surat kabarnya menjadi tiga yaitu dalam bahasa Indonesia, bahasa Tionghoa dan bahasa Belanda. Kemudian Koran Harian berbahasa Belanda diubah namanya karena pada saat itu Presiden anti terhadap Belanda. Sedangkan yang berbahasa Tionghoa tidak terbit sama sekali, maka hanya tinggal Jawa Pos yang semakin hari semakin menurun oplahnya. Karena ketiga putra Soeseno Tedjo tidak satupun yang tinggal di Indonesia untuk membantu menjalankan perusahaannya, maka Soeseno Tedjo tidak berani menanamkan modal pada mesin cetak generasi baru yang lebih modern untuk meningkatkan kualitas penerbitan. Oleh karena itu hasil cetaknya semakin menurun hingga tinggal sekitar 6.700 eksemplar per hari. Pada tanggal 1 April 1982 saham PT. Jawa Pos dibeli oleh PT. Grafiti Pers yang menerbitkan majalah Tempo dan Direktur Utama PT. Grafiti Pers menugaskan Bapak Dahlan Iskan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Kemudian dilakukan perbaikan di semua aspek untuk mengejar ketertinggalan selama itu. Pada tanggal 29 Mei 1985 berdasarkan Akte Notaris Liem Sien Hwa SH No. 23 pasal 1 menyatakan merubah nama PT. Jawa Pos Concern menjasi PT. Jawa Pos hingga sekarang. Perubahan lain yang dilakukan PT. Jawa Pos adalah dalam hal permodalan. Modal yang semula hanya dimiliki secara tunggal oleh Bapak Soeseno Tedjo, maka sehubungan dengan peraturan Menteri Penerangan No. 01/Per/Menpen/84 tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) khususnya tentang kepemilikan saham maka 20 % dari saham perusahaan dapat dimiliki oleh wartawan dan karyawan sedangkan 80 % yang lain dimiliki oleh PT. Grafiti Pers sebagai induk perusahaan PT. Jawa Pos sehingga dapat meningkatkan semangat karyawan dan wartawan karena akan timbul perasaan memiliki. Oleh karena PT. Grafiti Pers pengelola majalah Tempo, maka dlakukan perbaikan-perbaikan lagi antara lain terhadap kualitas produk, peningkatan kualitas sumber daya manusianya serta membenahi manajemen didalamnya, sehingga pada tahun 1990 oplah Jawa Pos meningkat menjadi 300.000 eksemplar dan pada awal tahun 1991 melambung menjadi 600.000 eksemplar. Perkembangan yang sangat pesat ini tercatat sebagai perkembangan tercepat di Asia. PT Temprina Media Grafika Malang (TMG Malang) Beralamat di Jl. Raya Karangpandan Pakisaji – Malang, telp : 0341 – 396700,  396750 fax : 0341 – 396800.   Berdiri tahun 2009 dan mulai cetak perdana pada tanggal 1 Januari 2010. Mesin yang dimiliki antara lain : satu line mesin web Urbanite kapasitas 55.000 exp/jam dan satu line mesin web Uniman 4/2 kapasitas 50.000 exp/jam. Untuk sementara ini produk yang dicetak baru koran saja. TMG Malang dipimpin seorang Operational Manager (OM) yang saat ini dijabat oleh Gentur Yektiaji. Percetakan koran yang pekerjaannya melalui proses yang begitu panjang. Mulai dari tata letak, scanner, sampai menyablon ke lempengan yang berbentuk seperti seng. Proses pekerjaan disana di mulai pukul 21.00 WIB sampai dini hari. Soalnya pada pagi hari di buat untuk pengecekan mesin, karena dirasa pada malam hari ketika ada kurang enak pada mesin atau gangguan. P.T Temprina Media Grafika Malang mencetak beberapa halaman yang ada pada Surat kabar Jawa Pos. Yang berisi tentang SPORTIVO (radar Malang) dan Radar Malang secara keseluruhan. Setiap hari kurang lebih mencetak 3000 - 4000 Eksemplar. Proses percetakannya melalui beberapa tahap mulai dari pengambilan data pendesain ukuran terus penyablonan ke dalam lempengan yang akan di pakai sebagai Soft copy/ Driver nya. Penataan lempengan yang sudah berisi berita atau driver asli di sesuaikan dengan warna. Karena di dalam surat kabar Radar Malang beraneka ragam warna mulai dari biru sampai warna kuning. Percetakannya biasanya dimulai kurang lebih jam 23.00 WIB.

Sejarah Singkat
Berdirinya PT Temprina Media Grafika yang beralamat di Jl. Karah Agung No. 45, Surabaya tidak bisa dilepaskan dari PT Jawa Pos. Perkembangan PT Jawa Pos yang pesat perlu didukung oleh layanan percetakan yang harus mampu mendukung aspek mutu atau kualitas, ketepatan waktu, dan jumlah sesuai yang diminta. Untuk itu bagian percetakan yang awal mulanya merupakan bagian dari departemen produksi PT Jawa Pos kemudian dipisahkan menjadi perusahaan berbadan hukum sendiri dengan Akta Pendirian Perusahaan tertanggal 29 Nopember 1996. Pertimbangan lain adalah :
Surat kabar Jawa Pos oplahnya semakin bertambah sehingga membutuhkan tambahan mesin-mesin cetak. Untuk mengoptimalkan kapasitas produksi selain untuk mencetak koran Jawa Pos maka mesin-mesin tersebut juga dipergunakan untuk mencetak media cetak selain koran Jawa Pos.
Diperlukan tempat yang lebih luas, representatif dan strategis untuk memperluas jangkauan layanan dan perkembangan variasi produk-produk media cetak.
Mengintegrasikan layanan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) yang dimulai tahun 1996. Pengembangannya kemudian diperluas lagi yaitu pada tahun 1997 ke Solo, 1998 ke Bekasi, 1999 ke Banyuwangi, 2000 ke Nganjuk, 2001 ke Bali, 2002 ke Cengkareng, 2003 ke Semarang, dan 2005 ke Jember.
Pengembangan pasar komersial di luar cetakan reguler untuk mengurangi idle capacity dari mesin-mesin cetak koran yang rata-rata hanya terpakai 35% dari kapasitas optimal. Selain itu ditujukan juga untuk membuka peluang pengembangan bisnis baru.
Meningkatkan kualitas pengelolaan manajemen perusahaan dengan upaya perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) melalui penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 dan sistem informasi terintegrasi berbasis ERP System.
Sejak tahun 2002 Temprina mulai memantapkan diri sebagai salah satu perusahaan percetakan media cetak terbesar di Indonesia. Bidang kegiatan utama Temprina adalah percetakan dalam bidang Web Rotary Offset Printing, Sheetfed Printing dan finishing yang menghasilkan produk koran, tabloid, majalah, buku dan produk media cetak lainnya. Seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas produk dan layanan yang prima maka Temprina telah menggunakan teknologi grafika terkini seperti yang terdapat pada mesin-mesin cetak yang berteknologi tinggi serta mesin-mesin pendukung proses produksi seperti Computer To Plate (CTP). Selain itu Temprina juga didukung oleh teknologi Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) yang sudah menjangkau di hampir seluruh kota-kota besar Indonesia.
Di samping mesin dan teknologi, Temprina juga didukung oleh SDM unggul dan berkualitas yang tersebar di wilayah Jawa-Bali meliputi Surabaya, Malang, Bekasi, Cengkareng, Surakarta, Semarang, Nganjuk, Jember, dan Denpasar.
Keunggulan Temprina yang lain adalah adanya dukungan pasokan kertas dari pabrik kertas PT Adiprima Suraprinta (Jawa Pos Group) untuk menjaga kontinuitas ketersediaan bahan baku utama percetakan serta dukungan suplai energi listrik dari PT Prima Elektrik Power (Jawa Pos Group) untuk kelancaran operasional sehari-hari dan kelancaran proses produksi di Temprina.
Pengalaman kami semenjak tahun 1996 dalam bidang jasa cetak selalu didukung oleh sumber daya manusia yang handal lulusan berbagai universitas maupun sekolah grafika terkemuka di Indonesia, bahkan beberapa diantaranya ada yang mengikuti berbagai short course di luar negeri. Dengan adanya sinergi sumber daya manusia yang handal, serta mesin-mesin berteknologi tinggi dan sistem manajemen mutu, memastikan produk jasa kami selalu berkualitas tinggi, cepat, tepat, dan kompetitif.
Lomba Cetak Warna Nasional (LCWN) adalah program kerjasama antara Pusat Grafika Indonesia (PUSGRAFIN) dan FGD Expo2007 di mana di tahun 2007 ini LCWN diikuti oleh 17 peserta dari berbagai daerah dan dari 17 peserta tersebut telah dipilih 6 pemenang untuk dua kategori yakni : Cetak Offset Lithography di atas kertas Matt Paper dan Kertas Koran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas cetak mejadi lebih baik. Dalam lomba ini PT Temprina Media Grafika menjadi pemenang kedua untuk kategori Cetak Offset Lithography di atas Kertas Koran. Ke depan diharapkan PT Temprina Media Grafika tidak hanya menjadi pemenang kedua namun menjadi pemenang pertama seiring dengan peningkatan kualitas cetak.
Visi :

Menjadi Jejaring Percetakan Media Terbesar di Indonesia.

Misi :

Memberikan Layanan Cetak Media dan Komersial dengan

Konsep “ One Stop Services “

Mensinergikan Optimasi SDM, Teknologi dan Sistem

Memberikan Layanan terbaik dalam standar ketepatan Waktu,

Mutu, dan Jumlah
Keberadaan PT. Temprina Media Grafika tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya surat kabar Jawa Pos. Surat kabar Jawa Pos dirintis oleh The Chung Sen (Soeseno Tedjo) seorang warga negara Indonesia kelahiran Batam. Soeseno Tedjo membina relasi dengan perusahaan surat kabar untuk kelancaran iklan filmnya. Pada saat itu di Surabaya hanya ada beberapa penerbitan pers yaitu Perwata Surabaya, Terompet Masyarakat dan Perdamaian. Perwata Surabaya adalah satu-satunya surat kabar yang mampu bersaing dengan perusahaan penerbitan di Jakarta seperti Sin Po dan Ken Po. Keuntungan yang dicapai oleh surat kabar Sin Po dan Ken Po membuat Soeseno Tedjo tertarik untuk memiliki surat kabar sendiri.
Kemudian pada tanggal 1 Juli 1949 Soeseno Tedjo mendirikan PT. Perusahaan Penerbitan dan Percetakan Djava Post Concern Limited, penerbit surat kabar Java Post. Dalam perjalanan waktu bentuk dan nama Java Post berubah menjadi Java Post (1952), JAVA POST (1955), Djawa Post (1958), Djawa Pos (1982), Jawa Pos (1989). Jawa Pos merupakan harian pagi tertua yang mampu bertahan hingga saat ini.
Dengan usahanya, Soeseno Tedjo berhasil mengangkat nama Jawa Pos sehingga pada tahun 1950-an Jawa Pos mampu menambah surat kabarnya menjadi tiga yaitu dalam bahasa Indonesia, bahasa Tionghoa dan bahasa Belanda. Kemudian Koran Harian berbahasa Belanda diubah namanya karena pada saat itu Presiden anti terhadap Belanda. Sedangkan yang berbahasa Tionghoa tidak terbit sama sekali, maka hanya tinggal Jawa Pos yang semakin hari semakin menurun oplahnya.
Karena ketiga putra Soeseno Tedjo tidak satupun yang tinggal di Indonesia untuk membantu menjalankan perusahaannya, maka Soeseno Tedjo tidak berani menanamkan modal pada mesin cetak generasi baru yang lebih modern untuk meningkatkan kualitas penerbitan. Oleh karena itu hasil cetaknya semakin menurun hingga tinggal sekitar 6.700 eksemplar per hari.
Pada tanggal 1 April 1982 saham PT. Jawa Pos dibeli oleh PT. Grafiti Pers yang menerbitkan majalah Tempo dan Direktur Utama PT. Grafiti Pers menugaskan Bapak Dahlan Iskan untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Kemudian dilakukan perbaikan di semua aspek untuk mengejar ketertinggalan selama itu. Pada tanggal 29 Mei 1985 berdasarkan Akte Notaris Liem Sien Hwa SH No. 23 pasal 1 menyatakan merubah nama PT. Jawa Pos Concern menjasi PT. Jawa Pos hingga sekarang.
Perubahan lain yang dilakukan PT. Jawa Pos adalah dalam hal permodalan. Modal yang semula hanya dimiliki secara tunggal oleh Bapak Soeseno Tedjo, maka sehubungan dengan peraturan Menteri Penerangan No. 01/Per/Menpen/84 tentang Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) khususnya tentang kepemilikan saham maka 20 % dari saham perusahaan dapat dimiliki oleh wartawan dan karyawan sedangkan 80 % yang lain dimiliki oleh PT. Grafiti Pers sebagai induk perusahaan PT. Jawa Pos sehingga dapat meningkatkan semangat karyawan dan wartawan karena akan timbul perasaan memiliki. Oleh karena PT. Grafiti Pers pengelola majalah Tempo, maka dlakukan perbaikan-perbaikan lagi antara lain terhadap kualitas produk, peningkatan kualitas sumber daya manusianya serta membenahi manajemen didalamnya, sehingga pada tahun 1990 oplah Jawa Pos meningkat menjadi 300.000 eksemplar dan pada awal tahun 1991 melambung menjadi 600.000 eksemplar. Perkembangan yang sangat pesat ini tercatat sebagai perkembangan tercepat di Asia.

PT Temprina Media Grafika Malang (TMG Malang)

Beralamat di Jl. Raya Karangpandan Pakisaji – Malang, telp : 0341 – 396700,  396750 fax : 0341 – 396800.   Berdiri tahun 2009 dan mulai cetak perdana pada tanggal 1 Januari 2010. Mesin yang dimiliki antara lain : satu line mesin web Urbanite kapasitas 55.000 exp/jam dan satu line mesin web Uniman 4/2 kapasitas 50.000 exp/jam. Untuk sementara ini produk yang dicetak baru koran saja. TMG Malang dipimpin seorang Operational Manager (OM) yang saat ini dijabat oleh Gentur Yektiaji.
Percetakan koran yang pekerjaannya melalui proses yang begitu panjang. Mulai dari tata letak, scanner, sampai menyablon ke lempengan yang berbentuk seperti seng. Proses pekerjaan disana di mulai pukul 21.00 WIB sampai dini hari. Soalnya pada pagi hari di buat untuk pengecekan mesin, karena dirasa pada malam hari ketika ada kurang enak pada mesin atau gangguan.
P.T Temprina Media Grafika Malang mencetak beberapa halaman yang ada pada Surat kabar Jawa Pos. Yang berisi tentang SPORTIVO (radar Malang) dan Radar Malang secara keseluruhan. Setiap hari kurang lebih mencetak 3000 - 4000 Eksemplar. Proses percetakannya melalui beberapa tahap mulai dari pengambilan data pendesain ukuran terus penyablonan ke dalam lempengan yang akan di pakai sebagai Soft copy/ Driver nya. Penataan lempengan yang sudah berisi berita atau driver asli di sesuaikan dengan warna. Karena di dalam surat kabar Radar Malang beraneka ragam warna mulai dari biru sampai warna kuning. Percetakannya biasanya dimulai kurang lebih jam 23.00 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar